Assalamu 'alaikum wr.wb

WELCOME 2 my WORLD
itz my world,,,

Rabu, 17 November 2010

my story.....

Pencuri Bintang part 1

Berulang kali Bintang menguap di depan layar laptop, ia lalu menengok jam dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari, jari-jarinya tetap menari bersama tuts keyboard.

“akhirnya selesai juga”, kata Bintang sambil memijat lehernya yang terasa kaku kemudian beranjak ke kasurnya. Tak perlu menunggu lama, ia telah terlelap menuju firdaus mimpi.

“haaah…” lagi-lagi Bintang menguap, usaha tangannya mengucek mata ternyata sia-sia, toh matanya tetap saja ngotot untuk terpejam.

“habis begadang ya?…” suara seorang cowok yang duduk di sebelah Bintang membuat mata Bintang terbuka namun cahaya yang ditangkap matanya tetap kabur. Bintang hanya mengangguk lalu kembali berusaha mengucek matanya namun angin yang menerpa wajahnya melalui jendela bus semakin menggodanya untuk terlelap.

“hei…kamu anak SMA Jupiter kan? Sudah lewat tuh” lagi-lagi suara itu mengganggu telinga Bintang yang sedang terlelap. Merasa bising dengan suara itu, Bintang memaksakan diri membuka mata, namun ia terkejut melihat sekelilingnya.

“Lho…ini di mana?”

“kan dari tadi gue nanya ama lo…apa elo anak SMA Jupiter? Sudah lewat tuh” jawab cowok yang duduk di sebelahnya.

“stop….Pak!” teriak Bintang lalu bergegas turun dari bus.

“hei…tunggu!” teriak cowok tadi tapi Bintang telah berlalu.

“hampir saja…” kata Bintang sambil mengatur nafasnya. Untunglah bus yang ia lewati tadi tidak terlalu jauh melewati sekolahnya, sehingga ia masih sempat masuk sebelum gerbang sekolah ditutup.

“kenapa, Bin?” tanya Keisha dengan dahi berkerut melihat teman sebangkunya sejak tadi membongkar tasnya.

“flashdisk gue ilang…” jawab Bintang sambil tetap membongkar isi tasnya.

“di rumah kallee” ujar Keisha

“tidak, gue yakin tadi pagi gue masukin ke kantong tas gue, di sini….” kata Bintang sambil menunjuk kantong tasnya yang terbuka dan nampak kosong.

“udah deh, kita ke kantin yuk! Laper nih….” kata Keisha

“gak bisa, tuh fd harus ketemu” Bintang tetap ngotot mencari. Seluruh isi tasnya telah berserakan di meja tetapi benda yang dia cari sama sekali tidak menampakkan dirinya.

“udah deh, entar aja carinya…udah laper banget nih!” Keisha akhirnya berhasil menyeret Bintang ke kantin.

“hmm…enak….” Keisha menikmati soto banjar favoritnya dengan khidmat. Namun ia menghela nafas menyaksikan Bintang yang sejak tadi hanya mengaduk baksonya tanpa perasaan sama sekali. Pikiran Bintang bukan pada bakso yang sudah tak berbentuk akibat dicincang, melainkan pada benda kecil yang menyimpan data berharga miliknya, sangat jauh berharga dibandingkan seribu mangkuk bakso kesayangannya.

“Bintang, kok baksonya didiemin kayak gitu sih, lihat tuh…pentolannya sudah kayak muntah kucing…ih…jijik deh” Keisha bergidik ngeri melihat isi mangkuk yang tidak bisa dikatakan bakso lagi.

“lo udah kenyang?” tanya Bintang yang menyaksikan Keisha bersendawa lalu menyeruput jus jeruk.

“he-eh..” angguk Keisha lalu menghabiskan sisa jusnya yang tinggal setengah.

“oke…gue mau ke perpus, lo mau ikut atau mau nambah ronde makan terserah…” ujar Bintang lalu beranjak dari kursinya.

“hei, tunggu dong..” kata Keisha setengah berteriak karena Bintang belum membayar makanan.

“gak makan sih terserah tapi kasian kan Mas Rudy, baksonya dihancurin gitu juga gak gratisan kali…” ujar Keisha meledek Bintang yang seolah telah melakukan perbuatan buruk kemudian kabur dari tanggung jawab.

“lo masih ada utang kan ma gue?” Bintang malah balik bertanya pada Keisha dengan mata disipitkan.

“hehe..., oke gue ngerti..” kata Keisha sambil menggaruk tangannya.

“lo duluan aja, gue mau ke toilet habis bayar makan, oke?” lanjut Keisha

Tanpa sepatah kata, Bintang berlalu meninggalkan kantin, kepalanya masih dipenuhi pikiran mengenai benda yang sejak tadi dia cari.

Kilatan cahaya dari kendaraan dan pusat pertokoan maupun gedung-gedung pencakar langit berpijar menyatu menghiasi atmosfer kota Makassar. Seseorang tengah berdiri menghadap keluar jendela sambil memperhatikan kendaraan berlalu lalang di bawah sana. Kilau cahaya lampu kota di malam hari laksana bintang-bintang di angkasa. Matanya nampak silau menyaksikan bintang-bintang buatan manusia di luar sana. Tangannya lalu meraih ponsel di kantong celananya dan menjawab panggilan dari seseorang.

“ya…” jawabnya tanpa beralih dari tempatnya.

“bagaimana?” tanya seorang cewek di ponselnya.

“apa?” ia bertanya balik dengan dahi berkerut.

“lo udah ketemu?” tanya cewek itu.

“hmm..” jawabnya.

“gimana?”

“apanya?”

“penilaian lo ma dia?”

“lumayan…” jawabnya datar

“trus…” lanjut cewek itu.

“apa lagi? Gue cuma ketemu dia sebentar, lagian dia gak kenal gue” ada sedikit kekecewaan pada nada suaranya.

“udah tujuh tahun Har, tentu aja dia gak kenal lo. Lagipula bukan itu intinya. Justru ini suatu keuntungan kalo dia gak kenal lo”

“hmm…”

“trus, kapan lo mulai masuk?” tanya cewek itu lagi.

“gue baru aja tiba di Makassar, barang-barang gue belum tertata, mungkin tiga hari lagi gue mulai masuk”

“oke, yang terpenting surat dan berkas lo udah gue beresin semua dan lo tinggal masuk”

“hmm…”ia hanya menggumam lalu mengakhiri pembicaraan itu.

“sudah tujuh tahun, tentu saja gak kenal…” gumamnya lalu merogoh sesuatu di kantongnya. Ia memperhatikan benda kecil di tangannya.

by: Nur huda


to be continued.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar